Kamis, 25 September 2008

GUNUNG


"BELAJARLAH DARI GUNUNG SAUDARAKU"

Saudaraku,marilah kita belajar dari Gunung, karena mungkin kita Ibarat gunung itu! Astaghfirullah

“Special for three my brother

(I love u cause Allah, n I am proud for all)

Seorang anak mengungkapkan rasa penasarannya kepada ayahnya. “Yah, seperti apa sih rupa gunung itu?” Sang ayah tidak menjawab. Ia hanya bilang, “Baiklah, kita berangkat menuju gunung. Akan kamu lihat seperti apa wajah gunung itu.”


Seorang anak mengungkapkan rasa penasarannya kepada ayahnya.
“Yah, seperti apa sih rupa gunung itu?” Sang ayah tidak menjawab. Ia hanya bilang, “Baiklah, kita berangkat menuju gunung. Akan kamu lihat seperti apa wajah gunung itu.”

Berangkatlah mereka berdua dengan mengendarai mobil. Perjalanan lumayan lama, karena jarak antara tempat tinggal mereka dengan gunung terdekat bisa menghabiskan waktu empat jam dengan mobil. Jarak yang lumayan jauh. Bahkan sangat jauh untuk ukuran seorang anak usia enam tahun.

Ketika perjalanan sudah menempuh hampir separuh jarak, anak itu berteriak, “Hore, gunungnya sudah kelihatan.” Dari balik kaca mobil, sebuah gunung membiru terlihat begitu anggun. Puncaknya menjulang ke langit nan biru dan menembus awan putih. “Oh, indahnya gunung itu,” ucap sang anak. Ia benar-benar kagum.

Mobil pun terus melaju. Jalan yang ditempuh tidak lagi lurus dan datar, tapi sudah berkelok dan naik turun. Wajah gunung pun terlihat hijau karena dedaunan pohon mulai tampak walaupun cuma didominasi warna. Anak itu berujar lagi, “Oh, ternyata gunung itu berwarna hijau. Ada pohon-pohon kecil yang berjajar.”

Sambil menikmati pemandangan sekitar, anak itu pun menyanyikan lagu: “Naik naik ke puncak gunung, tinggi tinggi sekali…” Hingga, perjalanan berhenti pada sebuah dataran yang sangat tinggi. Dari situlah mereka bukan hanya bisa melihat wajah gunung yang asli, tapi juga bisa memegang dan menginjak gunung. Mereka sudah berada di puncak gunung.

“Gunungnya mana, Yah?” tanya anak itu keheranan. “Inilah wajah gunung yang kamu cari, tanah yang sedang kita injak,” jawab sang ayah sambil menunjuk ke tanah yang menanjak dan menurun. Anak itu agak heran. “Ini? Tanah yang gersang ini? Tanah yang cuma berisi batu dan pohon-pohon kecil dengan air sungainya yang keruh?”

Sang ayah mengangguk pelan. Ia menangkap warna kekecewaan yang begitu dalam pada diri anaknya. “Anakku, mari kita pulang. Mari kita nikmati wajah gunung dari kejauhan. Mungkin, dari sanalah kita bisa mengatakan bahwa gunung itu indah…”

Ketika seseorang sudah menjadi ‘gunung-gunung’ di masyarakatnya. Di mana, wajahnya bisa dilihat orang banyak, suaranya didengar banyak orang; akan muncul penasaran orang-orang yang melihat dan mendengar tokoh baru itu. Mereka ingin tahu, seperti apakah wajah sang tokoh ketika dilihat dari dekat: perilakunya, kehidupan rumah tangganya, dan hal-hal detil lain.

Sayangnya, tidak semua ‘gunung’ yang terlihat indah ketika jauh, benar-benar indah di saat dekat. Para peminat yang ingin dekat dengan ‘gunung’ itu pun pasti kecewa. Ternyata, ‘gunung’ yang dari jauh indah itu, menyimpan banyak cacat. Keindahannya semu.

Mari, kita bangun ‘gunung-gunung’ diri yang benar-benar indah: baik dari jauh, apalagi dekat. Jangan biarkan mereka yang semula kagum, menjadi kecewa. Jangan sampai ada orang-orang yang berujar persis seperti sang ayah bilang, “Anakku, mari kita menjauh. Mungkin hanya dari kejauhanlah, kita bisa mengatakan bahwa ‘gunung’ itu indah…” (disdr dari eramuslim). ** Kamis, 25 Sep 2008 09:16

Mari benahi diri raih ridho Ilaahi.Amin

26 Ramadhan1429H, Sungguh aku ingin menangis karena dosa

semoga Allah mengampuni hamba, Ayah dan Bunda, 3 Saudaraku

tercinta beserta mukminin dan mukminan dibumi-Nya!

Salam perjuangan demi tegak kebenaran dan keadilan!

Senin, 15 September 2008

BUKAN SALAH ANAK, Ma................!

Ujang marah, ia kasar terhadap adik, kakak, teman, maupun orang tua. Mama pun telepon ke bu guru...........

Mama:" Bu guru sekarang ujang sering marah".
Guru:" ehm, begitu ya bu!"
Mama: "ya, bu. saya sampe cape nasehatin terus. Gimana bu ya!


Sekilas percakapan permasalahan itu biasa kita dengar atau alami. Mungkin manusiawi. Tetapi Mama kita sebagai orang tua harus bijak ketika hal itu terjadi pada anak kita.

Kita tidak selayaknya langsung mempunishment anak kita nakal, emang sulit atau dasr bandel.

Anak ketika lahir ke dunia Ibarat kertas putih, lalu kitalah orang terdekatnya yang memberi warna. entah apa warna nya? mungkin hijau, ungu, pink atau hitam bahkan sesuai asalnya.

Anak yang pada awalnya hidup dan belajar dalam goa tertutup bernama rahim dan hanya belajar dari pohonnya. Kini setelah lahir ia hidup dialam. Ia hidup bersama alam, dari alam dan untuk alam.

Mama...
Layak bila seorang anak akan berkata aku kan meniru mama.....
aku kan meniru papa.... aku meniru si A, Si B, dan lainnya

Anak lahir di alam dan ia pun hidup bersama alam, tentunya alam itu pula akan membentuknya. namun ada gris merah yang harus kita ambil dengan bijak bahwa anak sangat tergantung pada alam.

Ia akan bertindak atau berperilaku sebagaimana alam membentuknya, jadi tatkala alam sebagi guru memberi junkfood untuk otak dan hatinya maka ia pun akan seperti masukannya

Oleh karena itu kepada para orang tua, guru, maupun semua pihak yang mempunyai perhatian kepada dunia anak hendaknya ia dapat membentengi dan menjaga anaknya dari junk food yang beredar atau menggejala disekitar kita.

Junkfood tersebut adalah:
  • Hiburan atau informasi media cetak elektronik diswekitar yang menyuguhkan berita, film, sinetron, dan tayangan-tayangan lain yang tidak sesuai untuk ukuran anak. bahkan film-film kartun maupun sinetron dewasa ini pun merusak akhlaq anak sejak amal.
  • Sikap orang-orang disekitarnya yang memberi contoh negatif
  • Lingkungan negatif di sekitarnya yang ia selalu/sering melihat atau mendengarnya. Penelitian memaparkan bahwa pengalaman/ilmu yang diserap melalui visual akan lebih bertahan lama dan mengena. Namun informasi yang didengar setiap orang yang terlalu sering pun akan menancap kuat pada anak.
Demi optimalnya kemampuan dan akhlaq anak, hendaknya orang tua mulai menjaga dan mengatur setiap ucapan, sikap, tindakan dan perlakuannya terhadap sesama baik dengan anggota keluarga, teman maupun masyarakat. Karena itulah guru utama anak!

Selamat berkarya ma.....................!
berguru pada pengalaman mengajar sehri-hari



CIRI-CIRI ORANG TAQWA

1. Umar bin khatab r.a pernah bertanya kepada Ubay bin Kaab,
apakah ciri-ciri orang bertaqwa, jawabnya bahwa ketika ia berjalan ia takut tertusuk duri-duri. Dlam artian bahasa sederhana kita we must be carefull utawi panjenengan kedah"hati-hati"



2. Orang yang mengimani hal-hal yang ghoib
Bahwasanya keyakinan kepada yang ghoib
menjadikan mereka melakukan sesuatu.

sebagaimana kita melakukan shalat, kita melakukannya karena selain sebagai rasa syukur dan wujud penghambaan kita kepada Allah. Kita pun melakukannya karena kita takut "DOSA", padahal kita gak tahu dosa itu seperti apa,dosa adalah sesuatu yamg goib yang kita tidak bentuk dan wujudnya seperti apa. Akan tetapi kita tetap menyakininya.


Ia akan berpikir semua yang terjadi atas kehendak Allah. Mereka sellu optimis dan yakin dalam kehidupan dunianya, di dalam berusaha, dan di dalam study maupun lngkah-langkahnya.

Mereka tidak akan berpikir sempit atau pendek sehingga ia tidak akan terjerumus kepada cara-cara penyelesaian yang spontan atau tergesa . putus asa, kecewa, bunuh diri, membunuh orang lain menjadi perkara yang sangat ia hindari

"Ia akan selalu yakin Bila Allah berkehendak pasti terjadi"




3.Menegakkan shalat
shalat adalah tiang agama, ibarat pohon atau rumah, bila tiang atau batangnya tidak tegak atau rapuh maka akan roboh dan mati.
"Masih disebut beriman seseorang ketika ia masih shalat."


4. Memberi sebagian rezekinya kepada orang lain
Karena di dalam hatinya ia tahu dan sadar bahwa ada hak orang pada harta kita.



5. Mereka beriman kepada Al Qur'an dan kitab sebelumnya



6. Kepada kehidupan akherat mereka meyakininya
  • ia tidak hanya sekedar percaya tapi meyakini
  • Sungguh beruntung, bila seseorang bisa melkukannya.
  • tentulah orang yang bisa, adalah mereka yang dipilih allah.


namun setiap orang punya akal, maka ketika dewasa seyogyanya mereka bisa.



by. Nurhidayah
kajian tafsir surat Al Baqarah mulai ayat 1 sampai 8 bersama ummy Aisyah
Semarang, 05 ramadhan 2008/05 september 2008





CIRI ORANG-ORANG TAQWA

say assalamu'alaikum for my parent's

assalamu'alaikum
wa'alaikumussalam

I proud with my parents. I have interested story about my parents. They are nothing, although I knew, their having a problem or .now. But, They are never showed it witgh us.

I veri like and interested. I think, I must taking attitude from them. But...........oh sorry, really I cannot it. I am still angry, sad, nervous,etc.................ha......ha.....hi...hi......hu.....hu.......

astaghfirullah
I hope Allah giving me surprice it for me. amin.


Nurhidayah, 16 Ramadhan 1429 H