Rabu, 15 Oktober 2008

Bila Induk Kucing Sayang Anaknya

Bila Induk Kucing Sayang Anaknya

Aktivitas pagi telah dimulai, para penghuni rumah sudah siap dengan tugas masing-masing. Alhamdulillah tugas menyajikan sarapan pagi untuk "eyang kakung" telah selesai. Bersih-bersih rumah menjadi agenda selanjutnya. Subhanallah hari itu sungguh hari yang indah.
Betapa tidak, ketika dunia ini telah dipenuhi oleh pertarungan ideologi kepentingan, banyak makhluq bernama manusia, yang terkenal dengan makhluq termulia dan tercerdas sudah mulai kehilangan empati apalagi kasih sayang. Namun makhluq Allah yang lain yang tidak diberinya akal masih memperhatikannya, masih mempedulikannya. Siapakah gerangan?
Seekor Kucing dan anaknya!
Ya, dalam suasana desa yang indah untuk merajut kembali memory dan rasa kebersamaan dan kekeluargaan, Ibu dan anak kucing ini masih bisa mempetrtahankannya. Subhanalah. Sang Induk sangat perhatian kepada buah hatinya. Sang Induk sangat menyadari betapa anaknya adalah anak tunggal, sehingga di tengah kesibukannya mencari makan dengan memburu tikus ia kurangi demi menemani sang buah hati bermain. bermain ala kucing, diajarinya sang anak bagaimana memanjat, mengejar mangsa, melompat. sSang anak kelihatan bahagia ia memang anak kucing yang manja namun mandiri, ketika ibunya lelah, sang induk tetap saja melayani keinginan sang anak untuk bermain dengan memainkan ekornya. Sang anak lari dan lompat ke sana kemari. Kadang sang induk berpura-pura marah dan mengejar.
Subhanallah sungguh indah pemandangan itu, ketika sang ibu sudah capai, ia mencari tempat yang nyaman di atas kursi, namun sang ibu tidak semata asal tidur. Sang induk memilih tidur disebelah tepi kursi, dan sang anak tidur ditengahnya ditengah lingkaran ibunya.
Subhanallah, kami sekeluarga benar-benar terhibur, sungguh seekor binatang saja masih begitu perhatian dan sayang kepada buah hatinya. Dididiknya sang anak bagaimana mengalahkan dan menaklukan dunia agar ia tetap hidup, walaupun kadang si kucing kecil masih takut-takut untuk menangkap kecoa yang terjebak di dalam perangkap kaki kucing yang berani berani takut. Sang induk tidak langsung lari atau marah ia pura-pura tidur walaupun sesekali ia melihat sedikit tingkah sang buah hati. Ia tidak marah atau langsung menangkapkan kecoa itu, karena ia ingin anaknya bisa menguasai alam ini.
Renungan
kucing saja begitu sayang pada buah hati dan begitu sabar mendidik dan merawat anaknya, walaupun capai, lelah bahkan ngantuk. Mengapa manusia, makhluq yang katanya cerdas dan mulia rela membuang buah hatinya ke jalan, tempat sampah got, menghilangkan nyawa orang tanpa rasa bersalah. namun menangis tatkala vonis hukuman 20 tahun diterima padahal ia hanya cukup duduk, maka, tidur saja di hotel prodeo.

Banyak perempuan dan istri mati dengan sengsara karena konflik rumah tangga atau kejamnya media akibat berita atau sajian pornografi dan pornoaksi yang mewabah. Namun sekali lagi para wanita pemuja GENDER DAN FEMINISME mengatakan pornografi dan pornoaksi adalah kebebasan untuk wanita. Ya, itu bagi mereka yang memuja. Namun itu menjadi petaka bagi wanita lugu dan masyarakat awam yang sederhana tetapi menjadi korban.